
Website Resmi
Desa Takeranklating
Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan - Jawa Timur
Administrator | 02 Juni 2025 | 43 Kali dibuka
Artikel
Administrator
02 Juni 2025
43 Kali dibuka
Pemerintah Desa Takeranklating turut seta dalam kegiatan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan oleh Kecamatan Tikung pada Senin (2/6) pagi di halaman Kantor Camat Tikung. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh semangat kebangsaan, dihadiri oleh berbagai unsur Pimpinan dan Staf Sekretariat Kecamatan, Kepala Desa se-Kecamatan Tikung, Kepolisian Sektor Tikung, Komando Rayon Militer Tikung, UPT Puskesmas, KUA Tikung, Sekretaris Desa se-Kecamatan Tikung, Perangkat Desa se-Kecamatan Tikung, Pendamping Desa, Pendamping Program PKH, dan tamu undangan.
Upacara kali ini di Pimpin oleh Bpk. Anggraito, SH, selaku sekretaris Camat Tikung serta Bpk Camat Tikung, Bapak Sujirman Soleh, S.H., MM., bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang harus terus dihidupi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman masyarakat.
"Hari Lahir Pancasila bukan hanya peringatan seremonial, tetapi momentum untuk memperteguh komitmen kita dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Di tengah tantangan zaman, semangat gotong royong, toleransi, dan cinta tanah air harus terus kita kobarkan," ujar Camat. Dan menyampaikan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai berikut :
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Hari ini, tanggal 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Hadirin yang saya hormati,
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.
Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral.
Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.
Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.
Hadirin yang saya banggakan,
BPIP sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis: dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat. Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata.
Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Kita semua, seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila.
Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila.
Kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya.
Saudara-saudari sekalian,
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
Akhirnya, marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.
Dirgahayu Pancasila!
Jayalah Indonesiaku!
itulah amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang disampaikan oleh plt. Camat Tikung.
Upacara dimulai pukul 08.00 WIB, diawali penyiapa peserta upacara kemudian pengibaran bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila, pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, amanat oleh pembina upacara, doa dan selesai pada pukul 09.30 WIB.
Pemerintah Desa Takeranlating turut seta dalam kegiatan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan oleh Kecamatan Tikung pada Senin (2/6) pagi di halaman Kantor Camat Tikung. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh semangat kebangsaan, dihadiri oleh berbagai unsur Pimpinan dan Staf Sekretariat Kecamatan, Kepala Desa se-Kecamatan Tikung, Kepolisian Sektor Tikung, Komando Rayon Militer Tikung, UPT Puskesmas, KUA Tikung, Sekretaris Desa se-Kecamatan Tikung, Perangkat Desa se-Kecamatan Tikung, Pendamping Desa, Pendamping Program PKH, dan tamu undangan.
Upacara kali ini di Pimpin oleh Bpk. Anggraito, SH, selaku sekretaris Camat Tikung serta Bpk Camat Tikung, Bapak Sujirman Soleh, S.H., MM., bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang harus terus dihidupi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman masyarakat.
"Hari Lahir Pancasila bukan hanya peringatan seremonial, tetapi momentum untuk memperteguh komitmen kita dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Di tengah tantangan zaman, semangat gotong royong, toleransi, dan cinta tanah air harus terus kita kobarkan," ujar Camat. Dan menyampaikan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai berikut :
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Hari ini, tanggal 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Hadirin yang saya hormati,
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.
Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral.
Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.
Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.
Hadirin yang saya banggakan,
BPIP sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis: dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat. Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata.
Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Kita semua, seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila.
Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila.
Kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya.
Saudara-saudari sekalian,
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
Akhirnya, marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.
Dirgahayu Pancasila!
Jayalah Indonesiaku!
itulah amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang disampaikan oleh plt. Camat Tikung.
Upacara dimulai pukul 08.00 WIB, diawali penyiapa peserta upacara kemudian pengibaran bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila, pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, amanat oleh pembina upacara, doa dan selesai pada pukul 09.30 WIB.
Kirim Komentar
Komentar Facebook
Statistik Desa

Populasi
2016

Populasi
1986

Populasi
0

Populasi
4002
2016
LAKI-LAKI
1986
PEREMPUAN
0
BELUM MENGISI
4002
TOTAL
Aparatur Desa

KEPALA DESA
YASMU'IN, S.Pd

SEKRETARIS DESA
ABDUL ROZAQ, S. KOM

KAUR KEUANGAN
MUNTAHA

KAUR PERENCANAAN
SUPARLAN

KAUR TATA USAHA DAN UMUM
BAMBANG RIYANTO

KASI PELAYANAN
RAHADIANTI AYU LESTARI

KASI PEMERINTAHAN
ABDUL MALIK

KASI KESEJAHTERAAN
SAMI'AN, S.Pd

KASUN BANJARKEPUH
ABDUL MU'IN

KASUN TAKERAN
IRWAN SUJIANTO

KASUN MOJODALEM
NAKIM

KASUN KLATING
SUNARI

KASUN MOJOLEGI
FATCHUR RIZA

KASUN GENCENG
ABDUL HANIF



Desa Takeranklating
Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Hubungi Perangkat Desa untuk mendapatkan PIN
Masuk
Menu Kategori
Arsip Artikel
Agenda

Belum ada agenda terdata
Sinergi Program
Komentar
Statistik Pengunjung
Hari ini | : | 354 |
Kemarin | : | 237 |
Total | : | 59.273 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 216.73.216.123 |
Browser | : | Mozilla 5.0 |
Komentar yang terbit pada artikel "UPACARA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA 2025"